Lampu Neon atau Fluorescent Lamp
Lampu
neon atau Fluorescent lamp adalah jenis lampu yang memanfaatkan
perpendaran cahaya dari fosfor karena adanya radiasi ultraviolet dari
uap/gas mercury (mercury vapor) yang teraliri energy listrik.
Mercury vapor sering disebut orang dengan “gas neon”, karena itu lampu yang menggunakannya juga disebut “lampu neon”.
Lampu neon memerlukan tegangan AC tinggi untuk penyalaannya, karena itu
lampu ini selalu identik sebagai lampu AC tegangan tinggi. Ia tidak
bisa diterapkan pada system supply DC tegangan rendah. Jika lampu neon
hendak dioperasikan dengan supply DC tegangan rendah, ia harus didahului
dengan sebuah unit konverter/perubah penaik tegangan.
Lampu neon atau Fluorescent lamp terdiri dari tabung kaca yang pada
permukaan bagian dalamnya dilapisi fosfor dan tabung diisi dengan
uap/gas mercury bercampur argon. Pada tiap ujung tabung diberi
sambungan elektroda untuk mengaliri aliran listrik. Jika diberi aliran
listrik partikel-partikel gas akan bereaksi oleh pengaruh muatan-muatan
listrik hingga menyebabkan terjadinya radiasi sinar ultra-violet.
Radiasi ultra-violet ini kemudian akan menyebabkan lapisan fosfor pada
dinding bagian dalam tabung memendarkan cahaya yang terang yang nyata
terlihat oleh mata.
Untuk memperoleh state awal terjadinya radiasi, partikel-partikel gas di
dalam tabung perlu untuk dipanaskan. Itulah sebabnya pada setiap ujung
tabung terdapat dua sambungan elektroda, di mana di antara dua
elektroda ini terdapat filamen pemanas (heater) yang terpasang di dalam
tabung. Pada heater ini diberikan tegangan kecil agar heater bisa
memanaskan.
TL dan PL
Orang sering menyebutkan “ini lampu TL” atau “itu lampu PL”...
Apakah sebenarnya TL dan PL itu?
TL adalah singkatan dari Tube Luminescent. TL adalah lampu neon
dengan tabung memanjang. Lampu-lampu TL lebih umum menerapkan system
trafo ballast dan starter untuk penyalaannya.
Sebetulnya istilah TL ( Tube Luminescent ) adalah dalam bahasa Belanda,
bukan dari bahasa Inggris. Lampu tabung neon memang banyak dikembangkan
oleh perusahaan raksasa yang berasal dari Belanda, yaitu Philips.
Perusahaan Philips juga telah menjadi salah satu perusahaan yang banyak
memproduksi lampu-lampu neon inovatif yang tersebar di seluruh dunia,
termasuk di Indonesia.
Pada tahun 1981 Philips membuat inovasi barunya dalam produksi lampu
neon, yaitu dengan diluncurkannya produk berlabel “PL“ neon.
PL adalah singkatan dari Philips Luminescent. Di masa-masa awal peredarannya lampu ini dikenal orang dengan sebutan lampu Philips.
PL adalah generasi awal lampu neon modern yang dikategorikan sebagai lampu CFL ( Compact Fluorescent Lamp ).
Pada perekembangannya, CFL lebih banyak menerapkan rangkaian elektronik
khusus untuk mengemudikan penyalaan lampu, sering disebut dengan electronic ballast.
Sejak beredarnya lampu PL produk Philips di seluruh dunia (termasuk di
Indonesia), maka mulailah ada penyebutan untuk lampu neon yang bukan
tabung memanjang dengan sebutan lampu PL neon.
Bahkan hingga hari ini di Indonesia banyak orang masih menyebut lampu PL
untuk segala lampu neon yang bukan tabung memanjang, meskipun merknya
bukan lagi Philips. Setelah lampu PL, perusahaan Philips kemudian
mengeluarkan lagi produk lampu CFL lanjutan yang menggantikan lampu PL,
yaitu lampu yang diberi label Philips “SL”.
CFL, lampu generasi baru yang hemat energi
Lampu CFL terus dikembangkan dan kini telah banyak diproduksi oleh
berbagai perusahaan di dunia. Bentuk-bentuk lampu CFL pun semakin
bervariasi, berikut di antaranya :
Lampu CFL banyak dipromosikan oleh para ahli energi untuk digunakan menggantikan lampu bohlam dengan kawat pijar ( incandescent lamp
). Promosi-promosi itu bukan karena para ahli energi sedang berjualan
produk lampu CFL tertentu, akan tetapi hal ini karena secara umum lampu
CFL memang mempunyai efisiensi yang tinggi, irit energi. Menggunakan
lampu CFL bisa tiga hingga lima kali lebih hemat daya daripada
menggunakan lampu bohlam kawat pijar untuk menghasilkan kuat cahaya yang
sama.
Bagi banyak orang tentu memang suatu kemudahan dengan adanya lampu CFL
ini, dan banyak orang menyukai pula cahaya terang yang dihasilkannya.
Namun ternyata tidak demikian bagi para tukang ikan basah yang berdagang
malam di pasar-pasar tradisional. Mereka enggan menggunakan lampu CFL,
konon jika diterangi dengan lampu neon ikan-ikan dagangan mereka akan
terlihat pucat dan menjadi tampak tidak segar....
untuk info bisa anda dapatkan di fb mas andika denature