BAHAYA MERCURY PADA LAMPU TL
Lampu
pijar sebagai sumber penerangan bagi pemukiman ataupun industri / komersial,
akhir-akhir ini telah banyak digantikan oleh Lampu TL ( Fluorescent Lamp ).
Lampu yang terang benderang dan hemat energi adalah pilihan tepat mengontrol
rekening listrik tiap bulan, juga memiliki cahaya yang lembut ( tidak sakit
mata ), cahaya lebih terang dan umur lebih panjang dari pada lampu pijar. Dan
dalam skala lebih besar membantu menghambat pemanasan global.
Namun
informasi efek samping dari lampu TL itu tidak banyak diketahui, bahkan nyaris
tidak ditemukan di kemasannya.
SEKILAS
PRINSIP KERJA LAMPU TL DAN KANDUNGAN DIDALAMNYA
Lampu
TL tidak bekerja berdasarkan pemijaran filamen tetapi menghasilkan cahaya
berdasarkan terjadinya pelepasan elektron dalam tabung lampu. Pada kedua ujung
tabung terdapat filamen tungsten yang dilapisi suatu bahan yang dapat beremisi.
Untuk lampu tabung filamen ini disebut juga elektrode. Salah satu filamen yang
ada pada ujung tabung berfungsi sebagai anoda dan yang satunya berfungsi
sebagai katoda, untuk itu dibutuhkan daya aktif ( watt ) pada lampu TL.
Berdasarkan cara kerjanya, lampu TL terdiri dari 2 macam yaitu lampu dengan
rangkaian yang menggunakan stater dan lampu dengan rangkaian tanpa starter.
Konstruksi lampu TL yang standart terdiri dari tabung gelas yang terbuat dari
kaca soda kapur dan di dinding bagian dalamnya dilapisi oleh bubuk fosfor
sehingga tabung kelihatan berwarna putih susu. Kawat tungsten yang merupakan
elektrodanya dilapisi oleh pemancar thermionic. Elektroda ditempelkan dengan
cara dijepit pada sebuah lead wire. Untuk lampu yang bekerja ekstra, pada
elektroda biasanya dilindungi dengan perisai elektroda yang gunanya untuk
menghindari terjadinya bercak hitam di ujung-ujung tabung lampu. Bercak hitam
ini terjadi karena penguapan pemancar dari elektroda.
Lampu
diisi dengan gas mulia seperti : argon pada tekanan 200 pa – 660 pa. Yang
fungsinya untuk membantu proses penyalaan lampu.
Mercury
( Hg ) dimasukkan kedalam tabung yang digunakan dalam pembentukan cahaya. Pada
temperatur waktu lampu tersebut beroperasi terdapat tekanan dari Mercury. Dan
radiasi yang dikeluarkan oleh pancaran merkury adalah sinar ultra violet dengan
panjang gelombang 253 – 257 nm. Lapisan fosfor pada bagian tabung berfungsi
untuk mengkonversikan sinar ultra violet menjadi cahaya tampak sehingga
intensitas cahaya meningkat.
BAHAN
BERBAHAYA DALAM LAMPU TL
Selama
ini pemerintah kurang mensosialisasikan bahaya lampu TL atau yang sering kita
sebut lampu “neon”. Masalahnya lampu hemat energi yang selama ini digalakkan
oleh pemerintah tidak dibarengi oleh informasi penting mengenai bagaimana
mengelola limbah lampu TL. Padahal setidaknya sekali dalam setahun kita
mengganti lampu TL di rumah kita, apakah itu karena sudah rusak (akibat bocor)
atau karena pecah (nah ini lebih berbahaya).
Lampu
TL mengandung sampai 5 miligram MERCURY (dalam bentuk uap atau bubuk) yang jika
ceroboh menggunakannya dapat membahayakan keselamatan terutama untuk balita,
anak-anak dan wanita hamil. Dengan catatan bahaya itu akan timbul jika bola
lampu pecah. Uap raksa ini menkonversi energi listrik menjadi cahaya
ultraviolet sehingga substansi fosfor pada tabung menjadi berpendar.
Inilah
bedanya lampu pijar dan lampu TL kalau lampu pijar (bohlam) menyala karena
adanya tahanan di kumparan tungstennya tetapi kalau lampu TL itu menyala karena
BERPENDAR. Jadi antara PIJAR dan BERPENDAR adalah berbeda. untuk berpendar
hanya membutuhkan sedikit energi, makanya lampu TL wattnya kecil.
Menurut
laporan yang dikeluarkan lembaga penelitian Mercury Policy Project yang
dibentuk negara bagian Maine dan Vermont Amerika Serikat, pemakaian lampu hemat
energi disarankan untuk terus dilanjutkan, namun ada hal-hal tertentu yang
harus dipahami benar oleh konsumen. Seperti jangan menggunakannya untuk lampu
meja terutama di rumah yang ada anak kecil atau binatang.
Sudah
pasti kita tahu kalau beberapa miligram Mercury / Uap Raksa saja bisa meracuni
metabolisme tubuh manusia, apalagi bila terkena pada anak-anak bisa menurunkan
IQ dan berdampak panjang pada usia lanjut. Uap raksa ini adalah Neurotoksin /
racun yang sangat berbahaya dan berakibat fatal pada otak dan ginjal. Jika
merkury terakumulasi dalam tubuh dapat merusak sistem syaraf, janin dalam
kandungan, dan anak-anak.
Penggunaan
lampu TL dapat menghemat energi 2/3 pembangkit listriknya. Cukup signifikan
memang dibanding dengan penggunaan lampu pijar yang menkonsumsi banyak daya.
Lampu TL sampai saat ini masih menggunakan Mercury karena memang belum ada
pengganti sebaik mercury.
BAGAIMANA
CARA MENGATASI LAMPU TL YANG PECAH DALAM SUATU RUANGAN ?
Berikut
ini ada beberapa langkah bila sengaja ataupun tidak sengaja lampu TL pecah
dalam suatu ruangan :
Hal
pertama yang dilakukan adalah menjauhkan anak-anak dari ruangan, dan membuka ventilasi
udara lebar-lebar. Jangan menggunakan penyedot debu meskipun pecahan lampu itu
bertebaran di karpet. Saat membersihkan , gunakan sarung tangan karet dan
kertas untuk memungut serpihan kaca. Bersihkan daerah yang terkena dengan
menggunakan handuk basah. Jika ada penghuni rumah yang masih anak-anak atau
wanita hamil sebaiknya memotong karpet yang terkena serpihan dan membuangnya.
Sebelum
membersihkan buka semua ventilasi ruangan ( jendela, pintu ) dan tinggalkan
ruangan paling tidak 15 menit.
Matikan
semua sistem ventilasi yang menggunakan kipas termasuk AC.
Bila
lampu pecah di permukaan seperti lantai, ambilah pecahan kaca menggunakan
kertas yang agak kaku atau karton dan tempatkan di kantong plastik
Gunakan
selotip atau isolasi untuk mengambil sisa-sisa serpihan halus / remah-remah
kaca.
Seka
lantai dengan lap basah dan buang di kantong plastik.
Jangan
sekali-kali menggunakan sapu atau vacuum cleaner untuk membersihkan pecahan
kaca, karena akan memperluas sebaran debu serbuk mercury.
Segera
buang kantong plastik yang tutup rapat dengan membuangnya sejauh mungkin ( di
negara maju untuk pembuangan sampah khususnya limbah lampu TL diatur secara
ketat dan ada recycling center khusus lampu TL ini ).
Cuci
tangan.
Catatan
: Untuk di area Industri yang menggunakan lampu TL sebaiknya limbah lampu TL
nya dilakukan pengelolaan dan ditempatkan ditempat yang khusus misalnya di TPS
B3.
ADAKAH
PENGGANTI LAMPU TL YANG BEBAS MERCURY ?
Negara
Jerman berhasil memproduksi lampu hemat energy yang bebas bahan berbahaya mercury
yang bisa mengganggu kesehatan manusia. Yaitu lampu jenis Light Emitting Diode
( LED ) yang diproduksi oleh Megaman ( salah satu produsen lampu terkemuka di
Jerman ).
Keunggulan
dari lampu LED selain hemat energi dan bebas mercury adalah inovasi pencahayaan
yang baik. Lampu ini mampu mengatur panas sehingga menjadi tolok ukur industri
lampu lainnya. Lampu LED Megaman bisa menghemat energi listrik lebih dari 80
persen. Bila lampu hallogen menghabiskan energi listrik hingga 75 watt dengan
sinar terangnya yang sama, LED hanya mengkonsumsi listrik 15 watt dan bisa
memiliki sudut pandang cahaya yang sama dengan hallogen sehingga kekuatan
cahaya yang dihasilkan lebih terang. Namun lampu yang baru diproduksi itu
memiliki daya 7 hingga 15 mega watt dengan harga yang relatif masih mahal (
mulai dari Rp.500 ribu hingga jutaan rupiah ).